Rabu, 10 Juli 2013

SEJARAH DESA AMBENGAN, KECAMATAN SUKASADA



DESA AMBENGAN

            Konon dulu Desa Ambengan belum dikenal dengan Desa Ambengan, melainkan Desa Pakraman Pabantenan. Pabantenan itu sendiri berarti tempat persembahyangan, sehingga dulu pusat desa berada di Pabantenan, yang juga merupakan pusat aktivitas semua warga Desa.
            Lambat laun yaitu pata tanggal 22 Oktober 1815 terjadilah banjir bandang, yang berasal dari Danau Tamblingan. Air dari Danau Tamblingan meluab, yang mengakibatkan 17 desa yang ada di bawahnya ikut tenggelam termasuk Desa Pakraman Pabantenan. Sehingga saat itu Desa Pabantenan hancur lebur, banyak korban jiwa, wilayahnya dipenuhi dengan lumpur, termasuk pura-pura yang perpusat di Pabantenan pun ikut hancur.
Oleh karena demikian para Sesepuh / Penglingsir Desa bermusyawarah dan mencapai mufakat untuk memindahkan pusat desa ( Kahyangan Desa ) ke arah Timur wilayah Desa dan diberi nama Sukadana. Sukadana  artinya senang berdana ( bersedekah ) maknanya Ida Batara / Ida Batara Sasuhuna Maha pemurah terhadap umatnya yang Sradha Bhakti, tulus iklas. Perjalanan adat istiadat Desa Sukadana, budaya dan Agama Hindu berjalan dengan damai dan harmonis.
Dibawah kepemimpinan Jro Bendesa saat itu Desa Adat / Pakraman Sukadana sangat tentram, damai dan sejartra. Karena wilayah Sukadana sangat subur, areal persawahan tertata sangat indah dan asri dan ditumbuhi padang ilalang yang terhampar sangat luas, lebih-lebih ketika padang ilalang sedang berbunga sangatlah indah bagaikan pesona bunga putih terhampar.
Karena sukadana merupakan daerah yang subur akhirnya di pergunakan sebagai tempat persinggahan para pedagang ( Pengalu ) dari daerah bali tengah, selatan, dan timur yang berjualan kewilayah bali utara / buleleng. Karena di Desa Sukadana banyak terhampar padang ilalang, oleh para pedagang (pengalu) tersebut hamparan padang ilalang yang terdapat di wilayah Sukasada di berinya nama Ambengan.
Para Pedagang ( Pengalu ) yang sudah pernah singgah di sukadana mengatakan kepada teman-temannya bahwa mereka berjualan ( Ngalu ) ke wilayah bali utara / Buleleng sering beristirahat  / singgah di Ambengan dan tidak menyebutnya  Sukadana. Sehingga lambat laun nama Sukadana semakin tidak dikenal lagi, dan berubah menjadi nama Ambengan sampai sekarang Desa Sukadana berubah nama menjadi Desa Abengan ( Desa Adat / Desa Pakraman Ambengan ), sedangkan pebantenan yang dulunya di landa luapan air dan lumpur danau Tamblingan sampai saat ini masih tetap menjadi nama Dusun/Banjar pebantenan yang termasuk dalam wilayah Desa Ambengan.
Sumber : Dari Awig-awig Desa Pakraman Ambengan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar